Kamis, 10 Maret 2016

MUTIARA HATIKU

Dear Senja,

Aku mengawali hariku dengan bergegas..
karena hari ini aku membawa anakku yang bungsu untuk menimbang berat badannya di posyandu, dan sengaja kubatalkan janji temu dengan dukun pijet langganan anakku mengingat waktunya yang mepet.

Setelah kusempatkan belanja dulu, segera kuberjalan menuju pos yandu deket rumah.
"wah..masih banyak anak paud, apa baru selesai belajar kah?"
Ternyata itu anak-anak KB Anak Sholeh dari sekolahnya Rezqi.
Sempat kulihat anakku yang pertama digandeng gurunya masuk untuk timbang berat badan dan langsung dapat imunisasi tetes polio.
Kasian dia sendirian tanpa didampingiku, yang padahal aku tak jauh darinya, hanya saja aku bersama Mutia dalam gendongan dan dari arah rumahku.

Benar saja, ternyata Rezqi menangis setelah di tetesi Polio dan serta merta kugandeng dan ku bawa pulang untuk menenangkannya..

Aaah,...masih terbayang rupa kecil yang memelas kasihan saat dia bingung banyak orang di posyandu, sementara tiada orang yang dikenal disana kecuali guru dan teman sekolahnya.
Ingin saat itu ku peluk dia dan kukatakan,,," Tenang Rezqi...Bunda ada disini..."

Sejenak aku berfikir...apa Mamahku juga merasakan hal seperti ini? yang ku tahu, dia kadang membiarkanku dalam sendiri dan kemandirianku. Aku merasa berjuang sendiri saat itu. Hingga sekarang pun aku juga berjuang sendiri untuk keluargaku.

Ya Alloh bantulah aku, ringankan bebanku..
Pastikan aku tak sendiri..
Seperti halnya aku menemani anakku dalam kesendiriannya...

#menyeka air mata


Minggu, 28 Februari 2016

CARA MENGATASI ANAK USIA 6 ATAU 7 TAHUN YANG BELUM BISA MEMBACA. MENDETEKSI APAKAH PERKEMBANGAN MEREKA NORMAL ATAU TERHAMBAT?

SLIDE 22:
CARA MENGATASI ANAK USIA 6 ATAU 7 TAHUN YANG BELUM BISA MEMBACA. MENDETEKSI APAKAH PERKEMBANGAN MEREKA NORMAL ATAU TERHAMBAT? 
oleh Diena Ulfaty



Jika seorang anak tidak dapat menyerap materi (membaca) dengan baik menggunakan abaca flashcard yang pertama yang perlu dianalisis adalah 

1. Faktor kesiapan anak 
2. Pemahaman pembimbing terhadap karakter anak yang dibimbingnya.
3. Kesabaran pembimbing dalam membimbing.

Dan seperti yang disinggung sebelumnya yang membedakan sebuah metode itu apakah metode tersebut bagus atau tidak, terletak pada efektivitasnya jika diujikan pada anak yang rata2 siap belajar membaca (usia 5th) yang prosentase pemahaman terhadap simbol di usia tersebut mencapai 96%. Lalu lihatlah statistik (rata2 keberhasilan penggunanya). Jika lebih dari 90% pengguna berhasil dari misal sampel 50 anak, maka metode tersebut SANGAT BAGUS DAN EFEKTIF. Akan tetapi jika riset menyebutkan bahwa dari 50 anak yang diuji yang berhasil hanya 2 anak atau 5 anak, maka metode tsb gagal. 

Jadi statistiklah yang mengatakan efektivitas sebuah metode yang diperoleh dari riset. Bukan hasil gambling yang bunyinya "oh itu cocok2an". Jadi riset itu berbeda dg cocok2an ya para Bunda. Riset itu bukan ramalan nujum para dukun yang memberi penjelasan diplomatis atas "nasib" seseorang TANPA bukti empiris 
😁
. Abaca flashcard telah pernah diujikan di sebuah sekolah favorit di Lumajang oleh Kepseknya yang bernama Bunda Sakinah Syaiba. Hasilnya mengejutkan. Dari 102 anak yang diujicoba menggunakan abaca hanya 10 anak yang tidak berhasil disebabkan BELUM SIAP belajar membaca. Jadi efektivitas abaca akan meningkat jika semua anak yang diuji telah siap belajar membaca.

ANALISIS KESIAPAN ANAK

Jadi ketika Anda menemukan anak usia 6 atau 7 tahun yang belum bisa membaca lakukan ujicoba berikut:
1. Tes warna (terdiri dari warna primer dan kompleks). Jika anak telah dapat menguasai warna dengan baik, maka itu pertanda baik. Tapi jika belum bisa menguasai warna maka itu pertanda buruk. Jika anak usia 6 atau 7 tahun belum menguasai warna, baik warna primer ataupun kompleks maka langkah selanjutnya adalah AJARI DIA BELAJAR WARNA, BUKAN memaksanya belajar huruf 
😊
.

2. Tes pemahaman terhadap bentuk bidang datar. Misal berikan anak2 bentuk2 bidang datar, apakah anak ini mudah mengidentifikasi mana yang lingkaran, mana yang pesergi, mana yg segitiga, dll. Jika anak mudah ingat maka itu pertanda baik, tapi jika anak mudah lupa maka itu pertanda dia BELUM PAHAM
TENTANG KONSEP BENTUK. Dan seorang anak yang belum memahami bentuk2 bidang, AKAN KESULITAN belajar huruf disebabkan huruf2 memiliki puluhan bentuk berbeda dan kompleks. Jadi langkah kedua yang wajib Anda lakukan jika anak tidak paham bentuk bidang datar, maka ajari dia tentang bentuk2 bidang datar dan BUKAN mengajari huruf / membaca. 

3. Tes pemahaman terhadap bentuk huruf. Lha ternyata bentuk huruf pun perlu dites seperti bentuk bidang datar. Karena kerumitan bentuk huruf ini lebih tinggi dibanding bentuk bidang datar, maka Anda wajib mengetes anak dengan bentuk huruf. 

Cara mengetesnya adalah dengan memberinya 5 kartu abaca seri 1, lalu hitung berapa lama anak mampu mengingat bentuk huruf di 5 kartu tersebut dan dapat membunyikan dengan benar? Jika anak bisa mengingat 5 huruf tersebut dengan cepat maka tambah lagi dengan menguji 1 kartu abaca tambahan, lalu tes apakah dia ingat dengan baik kartu baru (huruf baru) yang dia dapatkan? Jika dia mengingat tanpa masalah maka lanjutkan dengan penambahan materi baru (kartu baru) secara perlahan. Bisa tambah 1 atau 5 kartu baru, bergantung tingkat pemahaman anak terhadap simbol. Jika anak tergolong lambat maka tambahkan satu kartu baru kepadanya setiap kali dia sudah hafal kartu2 yg dia pelajari sebelumnya. 

Tapi jika anak tidak dapat mengingat huruf dengan baik dan bahkan lebih parah lagi dia tidak mau melihat huruf maka itu pertanda dia TIDAK SIAP. Dan jika usianya 6 tahun maka tunda lagi belajarnya sampai dia usia 6,5 tahun, lalu tes dg rangkaian tes di atas (nomor 1-3). Jika sampai usia 7 tahun anak belum juga memahami konsep huruf setelah Anda rajin mengetes kesiapannya maka mungkin Anda perlu menemui ahli anak untuk mengetahui apa yang mengganggu perkembangannya.

Catatan penting 
Jika seorang anak berusia 6-7 tahun belum menguasai warna maka analisis dl penyebabnya. Apakah anak tersebut korban orangtua yang sibuk sehingga tidak pernah distimulus dg baik, dan cari tahu mengapa anak tersebut belum menguasai warna.

ANAK YANG TIDAK DAPAT MEMAHAMI WARNA (PRIMER DAN KOMPLEKS) SERTA BENTUK BIDANG DATAR DENGAN BAIK, MAKA PEMAHAMAN TERHADAP HURUF PASTI BURUK DAN BELUM SIAP DIAJARI MEMBACA. 

Jadi Anda jangan pernah mengajarkan huruf kepada anak yang sama sekali tidak memahami warna baik yg primer atau kompleks, serta bentuk bidang datar (padahal mereka telah mendapat stimulus warna/bentuk namun tidak dapat memahaminya), karena PASTI GAGAL. Jika usianya 6 atau 7 tahun maka ajari dia warna terlebih dahulu. Ikuti langkah2 di atas sampai anak menguasai ketrampilan yang diperlukan untuk bisa belajar membaca dengan baik. Jika di usia 6 atau 7 tahun anak tidak dapat memahami warna, atau bentuk padahal sudah distimulus dengan baik maka sebaiknya Anda konsultasi kepada ahli anak untuk mengetahui apa penyebab lambatnya perkembangannya tersebut. Karena secara normal konsep warna/bentuk sudah dapat dikuasai anak usia 3,5 - 4 tahun.

KISAH MBA DINI YG KEMARIN SOLD OUT 80 PCS ABACA

KISAH MBA DINI YG KEMARIN SOLD OUT 80 PCS ABACA


Ini dialog antara Mba Dini dg Mba Rosa Lynda. Keduanya sebenarnya sama2 pintar jualan. Mungkin beda strategi saja. Mba Dini Waluyati, yg punya segudang kegiatan karena punya anak usia TK yg tiap pagi sampe siang ada acara antar jemput, dg jadwal yg padat, pun bisa dapat omzet 3,7 juta aja dari abaca saja, dalam sebulan (di luar bonus abaca yg selalu didapatkan Mba Dini setiap bulan).
Seperti hari ini, saya kaget karena dicolek, sehari bisa sold out 80 pcs abaca flashcard. Dan bulan kemarin Mba Dini dapat bonus tambahan abaca (di luar jualan) sebesar 2,4 juta. Kebetulan tgl 1 kmrn saya ga mengumumkan sebab sibuk antar ibu mertua ke RS jadi rebyek di rumah ya.
Intinya jika beriklan itu berdoa dl ya. Kalopun ga dikomen sekarang ya sabar aja. Ketika ngiklan jangan nunggu komen, jangan nunggu apa2, pokoknya anggap aja itu tanggung jawab sebagai agen abaca. Bersabar adalah kunci sukses. Terus aja iklan. Jangan berhenti.
Kalimat iklan juga harus variatif. Kalo dari pusat (tim kreatif abaca) paling banyak adalah iklan edukasi. Khusus utk agen2 lainnya, perlu observasi utk bikin kalimat2 iklan yg bagus. Dan awali dg doa ya sebelum beriklan. Smg Allah mudahkan.
Mengapa kita perlu berdoa? Ya, karena yg menggerakkan hati orang utk membeli adalah Allah. Beneran lho. Dan yg menggerakkan pengaturan rejeki jg Allah. Bentar saya akan jelaskan bagian ini ya. Maksudnya begini. Kalo Allah tidak ingin memberi rejeki pada kita, maka ketika ada customer potensial abaca, kita dibuat iklan jam 10. Padahal cust potensial baru online jam 11. Shg rejeki meleset karena berbeda jam online.
Kalo terus meleset, maka ya ga dapat. Kecuali Anda iklan setiap menit ya, shg peluang terjadi penjualan besar sekali. Kalo iklan tiap menit ya mungkin capek ya. Paling ga Anda iklan abaca ya 5x sehari itupun, jamnya perlu disebar. Misal tiap 15 menit, posting lagi. Atau tiap jam. Itu perlu disiplin yg luar biasa tentunya. Ya memang sukses perlu disiplin. Tapi alangkah baiknya jk ditambah doa agar lebih mudah mendapatkan customer. Iklan abaca 5x sehari sambil doa, dan lihat dalam 1 bulan. Insya Allah 60 abaca ludes des.
Udah dulu ya. Saya mau lanjut ngoprek kerjaan di komputer. Insya Allah ada jadwal Olimpiade ke luar negeri lagi. Doakan sukses utk abaca ya. Demi masa depan anak bangsa. GO EROPA 😁.
Gencarkan edukasi, niatkan ibadah, dan gencarkan iklan perekrutan reseller atau agen, dan lihatlah hasilnya kemudian. Disiplin,sabar dan konsisten adalah kunci sukses. Anda punya ini, insya Allah rejeki pun mengejar Anda.
INGAT MISI KITA BERSAMA
MENCIPTAKAN PENDIDIKAN BEBAS STRES MELALUI MEDIA YG PROFESIONAL DALAM MENYAJIKAN MATERI DAN GAMENYA. DEMI MASA DEPAN PENDIDIKAN INDONESIA



SESSION KEDUA

DENGAN JURUS MAUT MARKETING REKRUT RESELLER MBAK Raisa Nabila TERJUAL 30 PCS SEHARI !!!!


Subhanallah.. terkejut tadi mbak dyah tiba2 wa ane kurang lebih begin
"Mbak saya ikuti jurus sampeyan dan hari ini kirim 5 paket (30 pcs) sehari"
Subhanallah.. selain semangat setelah restock mindsetnya harus segera promo menghabiskan stock.. beliau membabi buta cakrabuana.. promo abis2an.. dan luar biasa 30 pcs kejual..
Semuanya seiring dengaj kerja keras dsn keyakinan betapa Allah akan berikan kemudahan kepada hambaNya yang mau berusaha.. dan inilah hadiahnya.. subhanallah..
Ditunggu cerita2 kereen keberhasilan closingnya yaaa.. ayuks dicoba aja dulu without alasan2 gak penting.. hajarr dengan action aja dah.. wa bbm bc pagi2 seperti ini
KESEMPATAN TERBATAS!!!
FREE ONGKIR UNTUK 10 PENDAFTAR PERTAMA HARI INI !!
280.000 saja dah bisa jdi RESELLER ABACA berpeluang mendapat keuntungan 40% + bonus hgg RATUSAN JUTA .. siapa mau?? dapat sepaket abaca lengkap plus bonus brosur 10 lembar..
Hanya untuk 10 pendaftar prtama hari ini free ongkir ya batas pemesanan jam 24.00 WIB!!



SESSION TIGA :
AMATI..TIRU.. MODIFIKASI dan JUAL ABACA 80 PCS SEHARI !!!!
Bismillah.. rupanya mbak Eni Sidiq tertarik dengan jurus "membabi buta cakrabuana" he he.. pagi2 pas ane seperti biasa bc di bbm langsung cuss izin copas dan bc juga kurang lebih seperti ini isi bc yang beliau copas dr ane..
"KESEMPATAN TERBATAS!!!
FREE ONGKIR UNTUK 20 PENDAFTAR PERTAMA HARI INI !!
280.000 saja dah bisa jdi RESELLER ABACA berpeluang mendapat keuntungan 40% + bonus hgg RATUSAN JUTA .. siapa mau?? dapat sepaket abaca lengkap plus bonus brosur 6 lembar..
Hanya untuk 20 pendaftar prtama hari ini free ongkir ya batas pemesanan jam 15.00 WIB!!"
Tak sampai hitungan menit langsung ada bbm masuk "mbak udah closing 2 paket abaca"..
Kereeen abizzz.. selama ada usaha dan kerja keras disana ada terang benderang menuju puncak impian.. bersama ABACA kita sukses bersama.. smangat!!!!
Teman2 penasaran seperti apa promo2 ane ttg abaca dan rekrut.. bisa amati dan tiru serta duplikasi apa yang saya lakukan di fb..BBM maupun wa.. hanya promi promo dan promi !! Silahkan copas jika bermanfaat untuk teman2 semua jika tertarik.. boleh invite juga bbm dan wa ane.. wa 081331199038 pin bb 5C591535
Mau kejual 80.pcs sehari sprti saya atau 30 pcs seperti mbak Rosa Lyndaatau 25 pcs sehari sprti mbak Fifin Ramadhan ?? Bisa!!! Kuncinya hanya promo dan lakukan prospecting dengan baik.. smangatt!!!! Sukses untuk kita semua..

JIKA ANAK BELUM SIAP MEMBACA


SLIDE 2 : Apa yang terjadi jika mengajar membaca pada anak yang belum siap (otaknya belum cukup berkembang)?
oleh Diena Ulfaty




Anak-anak yang belum siap belajar symbol atau huruf, lalu orangtua “sedikit memaksa mereka” untuk mempelajarinya maka mereka akan menunjukkan perilaku seperti ini :

Tidak dapat membedakan huruf dengan gambar (umumnya yang usianya 3 tahun ke bawah). Untuk memahami hal ini lakukan eksperimen kecil berikut :
Silahkan menyodorkan kartu abaca ke anak Anda jika Anda ingin melakukan ujicoba untuk memahami pernyataan professor Linda Lavine tentang pemahaman symbol anak di bawah usia 3 tahun.
Untuk anak usia di bawah 3 tahun rata-rata (tidak semua tapi kebanyakan anak-anak) akan susah membedakan antara gambar dengan huruf. Contoh, sodorkan kartu “ba” pada abaca flashcard, maka jika anak Anda termasuk yang belum siap belajar membaca menunjukkan ciri salah satunya menyebutkan suku kata “ba” dengan “balon.” Dan terkadang ketika melihat gambar balon, anak mengatakan bahwa itu “ba”. Jika anak Anda menunjukkan ciri di atas, maka jika dia ngotot main, maka lakukan permainan mengklasifikasikan mana yang gambar dan mana yang huruf. 
Contoh 
Sambil mengerluarkan ABACA, tanyakan pada anak gambar-gambar yang ada pada kartu. Dan ketika menyodorkan huruf “ba” tanyakan padanya, “apakah ini gambar atau huruf?” Biarkan dia menjawab apakah itu gambar atau huruf. Jika anak sudah bisa menguasai atau membedakan mana yang gambar dan mana yang huruf, dan tidak melakukan kesalahan sama sekali maka untuk menyatakan dia siap perlu ada beberapa tes yang harus dilalui. Kita akan bicarakan hal ini pada slide selanjutnya.

Susah hafal (mudah lupa huruf dan penamaannya). Ada sebagian anak yang bahkan sudah bisa membedakan mana yang gambar dan mana yang huruf tapi dia susah sekali mengingat bentuk huruf. Ketika menghadapi jenis anak yang menghadapi kendala ini cobalah untuk mengetes kemampuannya terhadap perbedaan warna dan bentuk (lingkaran, segitiga, elips, dll). Anak-anak yang memiliki kesulitan membedakan warna dan bentuk, akan memiliki kesulitan pula membedakan huruf-huruf dalam alphabet disebabkan alpabhet melibatkan bentuk-bentuk yang kompleks, dengan nama-nama yang kompleks, yang tingkat kesulitannya di atas materi tentang warna (termasuk warna kompleks seperti hijau muda, hijau tua, dll), dan bentuk. Artinya jika anak Anda masih kesulitan membedakan bentuk dan warna, maka tunda dulu mengajarkan materi symbol. 
Susah diajak kerjasama. Umumnya anak-anak usia di bawah 4 tahun menunjukkan perilaku ini. Tapi jika sang anak hanya ingin mengubah alur game atau merengek minta reward, maka tidak masalah, ikuti saja alur yang diminta dia. Inti dari metode abaca adalah “bersenang-senang dengan anak.” Jadi selama anak enjoy dengan apa yang dilakukannya meskipun minta reward terus-terusan, maka ikuti saja kemauannya. Tapi jika anak menunjukkan perilaku memasukkan kartu ke mulut dan susah focus maka hentikan permainananya dan tunggu sampai anak benar-benar siap. Tes kesiapan anak setiap 4 bulan sekali untuk mengetahui progresnya.
Tidak memahami pola suku kata. Jika telah hafal 5 huruf maka ketika huruf-huruf tersebut disusun menjadi kata dengan menjejerkan 2 kartu menjadi kata akhirnya anak malah lupa dengan huruf yang dipelajari sebelumnya. Mengapa hal ini terjadi? Analoginya seperti Anda dipaksa untuk belajar aljabar dalam Matematika ketika masih kelas 1 SD. Bagaimana rasanya ketika Anda disodori rumus Matematika dalam 1 lembar halaman A4, lalu Anda diminta menghafalnya, maka seperti itulah yang dirasakan oleh anak-anak ketika menghadapi huruf di saat otak mereka belum berkembang sempurna. Sehingga mudah lupa karena tidak paham dengan apa yang dihafalnya. Itulah sebabnya sebelum mengajarkan symbol kepada anak, orangtua wajib melakukan tes kesiapan sebab mengajari anak yang sudah siap membaca jauh lebih mudah dibanding yang belum siap. Namun agar hasil memusaskan, anak-anak yang sudah siap belajar symbol memerlukan metode yang ramah otak, agar proses belajar menjadi menyenangkan dan progresnya cepat.

NASEHAT ORANG TERKAYA DIDUNIA

ORANG TERKAYA NOMOR DUA DI DUNIA JUGA MENGINGINKAN ANDA BERHEMAT.
(TIDAK BOLEH DICOPAS).
*dicopas dari Diena Ulfaty



Berikut ini Nasehatnya :

Mungkin sebagian dari Anda sudah mengenal Warren Buffet yang meskipun nilai kekayaannya ga akan habis dimakan 7 turunan, Buffet sangatlah sederhana dalam kehidupannya. Mobilnya seken padahal bisa beli kapal pesiar dan pulau, tapi ga beli 😄. Orang yg sangat sederhana sekali pokoknya.

Berikut ini nasehat Warren Buffet tentang keuangan.

1. Dalam berbelanja:
Jika Anda membeli sesuatu yang tidak diperlukan, maka sebentar lagi Anda akan menjual barang2 yang Anda perlukan.

(Maksudnya kebanyakan orang2 yg terbiasa tidak dapat menahan keinginannya untuk berbelanja barang2 yang sebenarnya kurang dibutuhkan, umumnya akan jatuh bangkrut. Mula2 dia akan diperbudak keinginannya, sampai uangnya habis lalu dia mulai menjual barang2 miliknya).

2. Dalam menabung.
Jangan menabung uang sisa belanja. Tapi belanjakan uang yang tersisa setelah ditabung.

(maksudnya Anda diminta untuk mengutamakan menabung dulu dg menentukan nominal uang yang harus ditabung, baru sisanya dibelanjakan).

3. Dalam mengambil resiko.
Jangan menceburkan diri ke dalam air danau yg tidak dapat diukur kedalamannya.

(Maksudnya jika Anda akan mengikuti sebuah bisnis, perhitungkan semua aspek untung ruginya. Jangan mikir untungnya saja. Orang2 yg ketipu bisnis bodong rata2 hanya memikirkan untungnya saja, sebelum uangnya dibawa kabur semua sama orang). Bisnis yg too Good to be true umumnya mengiming2i keuntungan tanpa memikirkan resiko kerugian atau seolah2 dibuat tidak bakal rugi. Pintar2lah menganalisis sebuah bisnis (mengukur kedalamannya) agar tidak mudah tertipu.

4. Dalam mempercayai orang.
Kejujuran adalah barang yg sangat berharga dan mahal. Jangan sampe Anda meletakkan kepercayaan Anda kepada orang2 yg suka nggombal.

(Maksudnya orang2 yg tidak realistis dalam memandang sebuah bisnis dan kata2nya terlalu manis maka patut dicurigai).

Semua bisnis selalu memerlukan proses untuk berhasil. Tidak ada bisnis Sim Salabim tanpa proses tapi langsung sukses. Bisnis yang tidak realistis selalu menghasilkan sesuatu yg 'fantastik' alias bikin jantungan yg ikut 😄.

Nasehat Warren Buffet ini sangat berharga utk kita semua agar berhati2 memutar uang dan tidak 'tersesat' dg melakukan kegiatan pemborosan yang ga perlu.

Semangat sukses
Semoga agen abaca diberi kemudahan semua dalam menjual abaca, dalam sehari kemarin (hari sabtu) ada sekitar 10 agen yg abacanya laku di atas 10 pcs dalam sehari. Bahagianya saya kalo agen2 berhasil. Jangan lupa ya uang hasil penjualan, diatur dg baik. Uang bisnis atau kas usaha harus digunakan secara bijaksana agar bisnis sukses berkembang sesuai dg harapan.

JANGAN LUPA UNTUK SELALU BERDOA AGAR ALLAH MUDAHKAN URUSAN AGEN SEKALIAN.

Salam sukses dan tetap semangat mengedukasi 😊.

KAPAN SEBAIKNYA BELAJAR MEMBACA

SLIDE 1 : : KAPAN SEBAIKNYA BELAJAR MEMBACA DAN BERHITUNG?
oleh Diena Ulfaty (Founder Abaca Flashcard)




Menurut Profesor Ross A. Thompson, PhD, professor of psychology at the University of California at Davis mengatakan kepada situs WebMD bahwa ada variasi range normal pada anak-anak dalam memahami symbol (huruf). Sebagian anak mengalami keterlambatan penguasaan kemampuan membaca atau berhitung tapi masih disebut normal. Jika anak usia TK masih belum bisa membaca tidak menandakan jika anak tersebut tidak normal. Sebagian anak memang bisa membaca di usia lebih dini dibanding yang lain.

FAKTA TENTANG KEMAMPUAN MEMBACA
Menurut www.today.com, 10 pakar anak dari universitas bergengsi Amerika Serikat (Dr. Maryanne Wolf, Director of Cognitive Neuroscience at Taft University, Dr. Nonie Lesaux a Child Development expert at The Harvard University, dll.) berpendapat bahwa “membaca” hanya bisa dilakukan ketika otak anak sudah cukup berkembang. Para pakar ini berpendapat bahwa anak-anak rata-rata belum bisa diajari membaca sebelum mereka berusia 4 tahun (The expert’s collective opinion that children cannot really learn to read until they are 4 or 5 years old). Meskipun beberapa anak bisa memulai membaca ketika usianya 3 tahun dan sebagian ada yang berusia 2,5 tahun, namun hal itu tidak berarti bahwa semua anak bisa membaca di usia tersebut. Rata-rata menurut riset, anak baru bisa belajar membaca ketika usia 4 atau 5 tahun. Namun jika ada anak usia 6 tahun masih belum bisa membedakan nama-nama huruf dan susah menghafalnya, maka perlu dilakukan pendekatan yang berbeda dalam mengajarinya.

Menurut Profesor Linda Lavine dari Cortland State University, New York yang telah melakukan riset terhadap pemahaman symbol (huruf) anak usia 3 hingga 5 tahun, Lavine menemukan fakta riset sbb:
Anak usia 3 tahun memahami symbol (huruf) 86%
Anak usia 4 tahun memahami symbol (huruf) 90%
Anak usia 5 tahun memahami symbol (huruf) 96%
Artinya semakin tinggi usia anak, maka semakin besar pula pemahamannya terhadap symbol. Jika anak mencapai usia 5 tahun dan belum mampu menyebutkan huruf-huruf dalam alphabet, masih bisa disebut wajar (normal) disebabkan pemahaman symbol anak di usia 5 tahun belum mencapai 100%.

Para ahli berpendapat bahwa “mempelajari apapun itu tidak masalah selama anak merasa senang atau bahagia”. The experts say, "Talk to them. Read to them. Play with them. If a child is having fun, he or she will learn.” Jika anak-anak merasa bahagia selama mempelajari sesuatu, berapapun usianya (karena perkembangan tiap anak berbeda) maka mereka akan menyerap banyak ilmu darinya. Jika perasaan anak tertekan selama belajar, maka itu artinya pendekatan yang Anda lakukan tidak tepat. Ubahlah caranya atau tundalah belajarnya. Dan lakukan tes kesiapan setiap 4 bulan sekali untuk mengetahui perkembangannya

MENGAJAR MEMBACA SEJAK LAHIR

Mengajarkan “Membaca” Memang Sejak Lahir
Oleh Mohammad Fauzil Adhim


“Marilah kita akhiri acara kita dengan sama-sama membaca doa penutup majelis.” Anda pernah mendengar ungkapan semacam itu? Apakah yang dimaksud dengan membaca pada kalimat tersebut? Apakah kita kemudian mengambil secarik kertas yang berisi tulisan doa, lalu membacanya? Tidak. Yang dimaksud dengan membaca pada perkataan tersebut adalah reciting, yakni mengucapkan satu kalimat atau serangkaian kalimat yang kita bahkan telah menghafalnya.

Berkait dengan mempelajari dan mengajarkan al-Qur`an, kita mengenal kegiatan membaca bil ghaib dan bil nadzri. Yang dimaksud dengan membaca al-Qur`an bil ghaib adalah “membaca” tanpa melihat mushhaf. Jika diterapkan pada anak-anak, misalnya kita melafalkan ayat-ayat al-Qur`an, lalu anak menirukannya. Atau pada tahapan lebih awal lagi cukup dengan memperdengarkan. Tetapi kita mengenalnya dengan istilah membaca, padahal yang terjadi adalah memperdengarkan. Adapun membaca bil nadzri adalah membaca al-Qur`an dengan melihat mushhaf, memahami kaidah-kaidah membaca, mengenali huruf-hurufnya serta hukum bacaannya.

Di sini kita melihat sekurangnya ada tiga arti membaca al-Qur`an. Pertama, memperdengarkan kepada bayi ayat-ayat yang kita hafal (reciting aloud) atau kita baca dengan melihat mushhaf (reading aloud). Dalam hal ini, proses yang berlangsung adalah anak menerima dan merekam (receiving and recording) sehingga memudahkan baginya untuk menghafal (memorizing) di kemudian hari.

Kedua, memperdengarkan kepada anak, lalu anak menirukan apa yang kita perdengarkan tersebut. Proses memperdengarkan tersebut dapat berbentuk reciting aloud, dapat pula berupa reading aloud. Hanya saja anak kita minta untuk menirukan. Dalam hal ini, proses yang terjadi lebih kompleks, yakni menerima, mengolah dan memproduksi ucapan sesuai yang ia dengar.

Ketiga, mengajarkan kepada anak mengenali simbol-simbol berupa huruf dan mengubah rangkaian simbol menjadi satu kata bermakna dan selanjutnya menjadi kalimat utuh bermakna. Sebuah proses yang sangat kompleks. Inilah kegiatan yang secara umum disebut mengajarkan membaca (reading).

Pengertian ketiga tentang membaca al-Qur`an itulah yang dikenal sebagai kegiatan membaca (reading) dalam diskusi tentang literasi, pun pembahasan tentang persekolahan. Adapun pengertian pertama maupun kedua biasa dikenal dalam kegiatan pembelajaran membaca sebagai pre-reading experience (pengalaman pra-membaca). Saya sempat membahas tentang pengalaman pra-membaca ini di buku Membuat Anak Gila Membaca. Jika Anda ingin anak senang membaca, salah satu hal yang dapat kita berikan sejak usia dini adalah pengalaman pra-membaca. Tetapi saya tidak sedang mendiskusikan hal tersebut saat ini. Saya ingin lebih fokus pada pembahasan tentang berbagai makna membaca tersebut. Semoga dengan demikian kita dapat memberikan rangsangan mendidik yang tepat kepada anak.

Saya merasa perlu membahas ini agar kita tidak gegabah menyalahkan maupun membela. Sebagian saudara kita ada yang dengan gegabah menganggap bahwa menunda mengajarkan membaca dalam pengertian reading (menangkap simbol berupa huruf, mengolah dan mengucapkannya menjadi kata maupun kalimat) hingga usia anak cukup matang sebagai makar Yahudi dan sikap yang menyalahi salafush saleh. Padahal yang kita dapati pada sejarah para ulama, pembelajaran membaca yang dimaksud lebih bersifat reciting aloud maupun reading aloud. Sampai saat ini kita masih mendapati berbagai contoh bagaimana seorang syaikh membacakan suatu ayat, lalu anak menirukannya. Ini merupakan metode warisan Islam yang sangat bagus. Melalui cara ini anak belajar secara alamiah untuk mengucapkan (reciting) ayat-ayat dengan benar, makharijul huruf yang tepat dan menghafal banyak surat bahkan sebelum ia mampu membaca. Hanya saja hafalan al-Qur’an mereka kerap disebut dengan ungkapan “anak sudah memiliki bacaan al-Qur’an yang sangat bagus” atau “anak memiliki disiplin membaca al-Qur’an semenjak dini”, meskipun yang dimaksud adalah reciting.

Barangkali, inilah risiko tinggal di negeri yang miskin bahasa. Apalagi jika diperparah dengan keengganan membaca dengan tenang, menelaah dengan jernih dan memahami dengan baik. Dua sikap yang kita sangat perlu berhati-hati adalah ifrath dan tafrith.

Jadi, dapatkah kita mengajarkan membaca kepada anak semenjak kanak-kanak? Jika yang dimaksud adalah reciting aloud ataupun reading aloud, bahkan sejak bayi pun kita dapat mengenalkannya. Ini merupakan salah satu cara mengakrabkan anak dengan membaca yang sangat baik. Tetapi jika yang dimaksud adalah mengajarkan simbol (huruf dan tanda baca) secara terstruktur kepada anak, maka kita perlu menunggu hingga mereka mencapai kesiapan membaca (reading readiness). Kesiapan ini memang bukan sesuatu yang kita hanya dapat kita tunggu kedatangannya secara pasif. Kita dapat memberi rangsang kepada mereka dengan banyak memberi pengalaman pra-membaca.

Apa yang terjadi jika kita mengajarkan membaca secara terstruktur pada saat anak belum memiliki kesiapan? Banyak hal. Salah satu akibat yang sangat mungkin terjadi adalah hilangnya antusiasme belajar pada saat anak memasuki usia sekolah. Dalam hal ini, ada tiga titik usia yang sangat penting, yakni 6, 10 dan 14 tahun. Kesalahan proses yang terjadi pada saat anak di play-group atau TK, mendatangkan masalah di saat anak usia 6 atau 10 tahun. Jika muncul di usia 6 tahun, kita lebih mudah menangani. Semisal, saat TK sangat bersemangat membaca, begitu masuk SD tak punya gairah sama sekali. Yang lebih sulit adalah jika masalah itu baru muncul di saat anak berusia sekitar 10 tahun. Awalnya cemerlang, tetapi kemudian kehilangan motivasi secara sangat drastis. Nah.
Apalah arti mampu membaca jika anak tidak punya “mau”….


Sebaliknya, jika kita lebih menitikberatkan pada upaya membangun kemauan membaca, memanfaatkan kegiatan bermainnya untuk belajar, menanamkan cinta ilmu, membangun adab serta dorongan untuk siap berpayah-payah belajar demi memperoleh ilmu, maka anak akan lebih antusias terhadap belajar. Bersebab tingginya antusiasme belajar, sangat boleh jadi anak mampu membaca di usia dini melalui proses yang lebih alamiah. Di antara bentuk rangsangan belajar yang sangat baik adalah memberi pengalaman pra-membaca dalam bentuk reciting aloud (mengucapkan serangkaian ayat), lalu anak menirukannya.

Jika ada memiliki adab dan antusiasme belajar, di usia dini ia bermain sambil belajar. Tiap waktu adalah kesempatan untuk belajar. Tetapi jika anak hanya memiliki kemampuan, sementara antusiasme tak terbangun, sudah usia sekolah pun ia masih cenderung belajar sambil bermain. Sekilas sama, tetapi sangat berbeda antara bermain sambil belajar (ia berusaha belajar bahkan di saat bermain) dengan belajar sambil bermain (bahkan di saat seharusnya belajar pun, ia masih main-main).

Wallahu’alam.* SUARA HIDAYATULLAH, JUNI 2015